CHAPTER 3
Si Kelinci Bertelinga Satu itu sekarang sering berbicara tentang Si Burung Hantu kepada cermin.Cermin? Ya cermin. Hampir semua penghuni hutan takut melihat wujud Si Kelinci Bertelinga Satu sekarang.Matanya yang merah berubah menjadi hitam ,Seringainya yang menyeramkan dan tentu saja telinganya yng satu. Lebih mirip monster daripada kelinci putih salju.
Dia sering heran,mengapa Si Burung Hantu lebih memilih Si Elang Botak dibanding dirinya.Lalu dia mulai menceritakan kisahnya pada cermin.
Kisah saat Si Burung Hantu sedang membuat acara dengan teman temannya.Lokasinya sangat jauh dengan sarang si Kelinci Bertelinga Satu. Tapi Si Kelinci senang karena Si Burung Hantu mengundangnya kesana dan meminta Si Kelinci menjemputnya.
Berangkatlah Si Kelinci Bertelinga Satu ke tempat Si Burung Hantu.Setelah sempat tersasar akhirnya sampailah ia di tempat itu.Tempat yang bagus,agak jauh dari keramaian.Banyak pohon disekitarnya padahal itu bukanlah hutan. Si Kelinci Bertelinga Satu masuk ke tempat itu. Semua hewan memandangi dia dengan tatapan yang aneh,bahkan cenderung merendahkan. Mungkin hewan hewan di tempat itu tidak pernah melihat monster sebelumnya.
Si Burung Hantu menyambut Si Kelinci dengan baik.Lalu Si Burung Hantu mengenalkan Si Kelinci Bertelinga Satu kepada teman temannya.Beberapa hewan disana sebelumnya memang sudah mengenal Si Kelinci sebelumnya.Namun mereka kaget ketika mengetahui monster bertelinga satu itu adalah Si Kelinci yag dulu mereka kenal.
Si Kelinci tidak enak dengan tatapan sinis para hewan hewan disana.
"Aku sepertinya dianggap pengganggu disini.lebih baik aku menunggu Si Burung Hantu diluar." kata Si Kelinci Bertelinga Satu.
"Aku menunggu diluar ya,Burung Hantu"
"Errr...maaf ya kamu harus menunggu aku."Jawab si Burung Hantu.
Si Kelinci menunggu dengan sabar.Dia berdiri dan mulutnya terkunci rapat.Karena memang tidak ada teman untuk diajak berbincang. Ketika pegal melanda kakinya,dia duduk di pinggir tempat Si Burung Hantu membuat acara bersama teman temannya.Agak jauh sebenarnya. Dia duduk agak jauh karena tidak enak dengan tatapan dan bisikan di belakang dia oleh teman temannya Si Burung Hantu.
Satu jam,Dua jam.
Si Burung Hantu belum selesai juga.
Tiga jam.
Si Burung Hantu keluar juga,tapi...
"Kelinci,teman temanku mengajak aku main.Bagaimana ?" kata Si Burung Hantu.
Si Kelinci diam saja.Dia sedih.Dia pergi kesana untuk mengikuti acaranya,bukan untuk mendapat tatapan aneh dan bisikan bisikan.Dia datang kesana untuk menjemput Si Burung Hantu,bukan untuk mendapat pertanyaan seperti itu.Bayangkan saja Si Kelinci sudah menunggu selama berjam jam,sendirian dan Si Burung Hantu malah berniat main bersama sama teman temannya yang tentu saja tidak suka dengan kehadiran Si Kelinci Bertelinga Satu.
Si Burung Hantu memaksa Si Kelinci ikut dengannya.
"Lebih baik aku pulang" kata Si Kelinci
Si Burung Hantu cemberut.dia tetap memaksa.dan akhirnya Si Kelinci ikut.
Namun sesampainya di tempat tujuan,Si Burung Hantu memaksa pulang dengan raut wajah tidak senang.Si Kelinci bingung."Aku salah apa?" kata si Kelinci.
Akhirnya Si Burung Hantu pulang bersama Si Kelinci.Tentu saja dengan raut wajah yang masih cemberut dan ditambah dengan....menangis.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Si Kelinci sudah menunggu begitu lama untuk menjemput Si Burung Hantu.Tapi apa yang ia dapat? Si Burung Hantu malah tidak senang dan menangis.Si Kelinci merasa sedih. Dia selalu saja tidak dihargai oleh Si Burung Hantu.Dan itu lah,untuk pertama dan terakhir kalinya Si Kelinci menunggui Si Burung Hantu.
"Itu ceritaku,wahai diriku yang berada di cermin.Apa Si Elang Botak rela melakukan hal yang sama denganku?Kenapa Si Burung Hantu selalu saja membuat Si Elang Botak itu spesial?" kata si Kelinci Bertelinga Satu dengan sedih.
Dirinya yang di cermin hanya membalas Si Kelinci Bertelinga Satu dengan diam seribu bahasa.
Dirinya yang berada di cermin....
Tersenyum menyeringai si Kelinci yang masih berwajah sedih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar