Rabu, 29 Juni 2011

Si Kelinci Bertelinga Satu Chapter 1

         Suatu hari,hiduplah seekor Kelinci.Kelinci yang biasa saja.Bahkan terkesan cenderung membosankan.Saat itu ia masih bertelinga dua.Entah kenapa,dia jatuh hati pada si Burung Hantu.Pilihan yang salah.Selain karena si Burung Hantu adalah predator baginya,mereka tidak satu jenis dan satu famili. Mungkin karena alasan tidak satu famili itu orang tuanya tidak suka terhadap si Kelinci.

       Kelinci yang masih bertelinga dua memang terlihat agak menyeramkan,dengan wajah yang tidak sinkron antara ekspresi dan pikiran.Namun dia tetap mencoba mendekati si Burung Hantu tersebut.Meskipun sering disebut aneh,freak atau apapun itu oleh si Burung Hantu,ia tidak menyerah.

      Di musim salju,Kelinci absen berhibernasi. Di saat seharusnya dia istirahat,dia malah pergi ke tempat Burung Hantu bersarang. Entah hanya untuk menyapa,memberi hadiah,atau bahkan mengambilkan makanan untuknya.Burung Hantu memang terkesan acuh tak acuh pada si Kelinci.Tapi si Kelinci tidak menyerah dengan harapan si Burung Hantu akan membalas cintanya atau minimal menghargai dengan ucapa terimakasih.

       Suatu hari di musim salju yang sama,Kelinci datang menghampiri sarang si Burung Hantu.Ia mendengar bahwa si Burung Hantu sedang menggigil kedinginan. Si Kelinci menawarkan bulu bulunya yang memang terlihat tebal dan hangat itu pada si Burung Hantu. Burung Hantu menolak.

     "Tidak usah,terimakasih.Aku bisa sendiri.dengan bulu buluku" kata si Burung Hantu

      Namun ternyata si Burung Hantu tetap menggigil kedinginan.si Kelinci yang masih berdiam di pohon dimana si Burung Hantu bersarang berguman dalam hati.

     "Aku tahu kamu bisa sendiri,tapi apa salahnya aku menawarkan bantuan? lagipula aku kan iklas" pikir si Kelinci.

     Si Burung Hantu sekarang tidur sambil menggigil,tanpa memikirkan keberadaan si Kelinci yang masih berdiri di dekat sarangnya.Dengan hati yang tulus,si Kelinci memotong telinga kirinya untuk dijadikan selimut si Burung Hantu dengan harapan si Burung Hantu tidak menggigil lagi. Si Kelinci yang sekarang bertelinga satu terlihat senang.Si Burung Hantu sekarang tidur nyenyak tanpa terganggu dengan udara dingin musim salju. Akhirnya si Kelinci Bertelinga Satu berjalan pulang sambil tersenyum.Daerah bekas telinga kirinya memang masih mengeluarkan darah,tapi dia senang.Setidaknya dia pernah berguna untuk yang dia sayang,meskipun kecil dan mungkin cuma sekali seumur hidupnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------


     Musim salju sudah selesai,si Kelinci Bertelinga Satu datang menghampiri tempat si Burung Hantu. Ia ingin menyapa karena lama tidak bertemu.Si Kelinci malu,karena hanya bertelinga satu.
  
     "Aku dalam kondisi sempurna saja dia acuhkan,apalagi dengan kondisi cacat seperti ini,maukah dia menerimaku?" pikir si Kelinci Bertelinga Satu

      Sampailah dia di tempat Burung Hantu berada.Namun dia melihat pemandangan yang paling ia tidak inginkan.Dia melihat si Burung Hantu sedang bersama si Elang Botak,yang memang adalah pujaan hati si Burung Hantu dari dulu,bahkan sebelum si Kelinci  bertemu dengan Burung Hantu.

     Si Elang Botak itu memang terlihat gagah,umurnya memang terpaut jauh dengan si Burung Hantu.tapi mereka sepertinya berpikir bahwa itu bukan halangan yang berarti.Kalo saling cinta,bagaimana lagi?

    Si Kelinci Bertelinga Satu berkata , "Kenapa kamu seperti ini ? Apa aku salah berbuat baik terhadapmu? apa aku memang tidak pantas bersamamu?"

    "Kelinci,kita memang tidak jodoh.Kamu terlalu baik untukku.Lebih baik kamu tidak usah bertemu denganku lagi.Lagipula masih ada Elang yang menemaniku" jawab si Burung Hantu.

     Kelinci diam saja.Ada jutaan pertanyaan di pikirannya,namun sebelum dia berhasil mengungkapkannya, si Burung Hantu dan si Elang Botak sudah terbang.Entah kemana.Yang pasti ke tempat dimana mereka biasa membuat kenangan tanpa ada si Kelinci di dalamnya.

    Kelinci berjalan pulang.

    Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar